gubuk judi Options

Setetes darah hitam Vampir, lebih tepatnya darah sang pimpinan Vampir—Arghus, menodai wajah tak berdosanya. Cloud terkejut bukan main ketika sebilah pedang tipis panjang menusuk tubuh sang Vampir dan menembusnya. Ujung dari senjata pembunuh itu hanya berjarak seinci dari lehernya dan meneteskan darah—ujung benda tajam yang menembus tubuh raksasa Arghus seolah bagai menusuk kertas. Petunjuk pertama yang dilihat Cloud dari pemandangan menyeramkan itu adalah sepasang sayap malaikat hitam yang ada di punggung penyelamatnya.

“Sepertinya aku perlu berterimakasih.” Ucap Cloud ketika mendapati perban-perban putih itu dipenuhi noda merah yang berusaha menembus keluar.

Pria dengan rambut gondrong hitam lurus memasang ekspresi serius di wajahnya, ketika ia menaruh To start with Tsurugi di depan hidung anjing pemburu miliknya yang dengan segera mengendus dan mengingat baunya.

Ia pun segera mencabut sehelai bulu dari sayapnya dan menyerahkannya di atas telapak tangan Cloud yang terbuka. Entah mengapa, entah perasaan apa yang ia rasakan, ia merasa /perlu/ untuk menolongnya—jika anak ini ditinggal begitu saja, ia pasti akan mati.

Rufus mengangguk. “Sepertinya semua kunci permasalahan ini, berada dalam ingatan Cloud yang hilang. Sephiroth menghilangkan ingatannya, tapi untuk apa? Mungkin ada hal buruk atau sesuatu yang membuat Sephiroth mau dengan repotnya melakukan itu.”

Ia pun berjalan dengan gontai, tidak yakin apakah ia harus berlari dengan terburu-buru—dilihat hari sudah malam, ataukah berjalan perlahan-lahan—karena luka di sekujur tubuhnya dan jika ia pulang pun tidak akan ada seorang pun yang menunggunya, jadi buat apa ia terburu-buru?

“Kau tahu kerajaan sedang mencurigai peri, jika konflik terjadi diantara mereka…” Rufus terhenti karena menyadari mereka masih berada di area publik, seseorang bisa saja menguping pembicaraan mereka. “Uh, sisanya kita bicarakan saja di dalam.

Seorang pria berambut panjang emas, dengan tanduk emas panjang, dan ular di kepalanya, duduk dengan santainya di atas tahta di dalam ruangan besar yang terbuat dari berbagai logam mewah. Kain emas beludru mengukir tubuhnya begitu lekat, jubah ungu panjang mengalir turun dari punggungnya, memberi efek bahwa ialah penguasa.

Ia merasa sungguh bodoh telah melupakan hal terpenting ini dalam hidupnya. Ia mestinya sudah mati puluhan tahun lalu di Nibelheim jika bukan karena Sephiroth yang datang menyelamatkannya.

Hanya mendapati dirinya berada di sebuah meja makan, dimana hanya ia dan Naga itu saja yang duduk. Meja makan itu sangat besar dan mewah, terbuat dari permata yang sama indahnya dengan sisik berlian sang Naga.

Silakan tinggalkan komentar bagi yang berbaik hati dan merasa /perlu/ untuk mendukung Writer menyelesaikan fic ini. Sekali lagi, jika ada yang tidak suka, sebaiknya baca Warning, dan keterangan disana.

Mereka lah yang disebut sebagai para Watcher. Pengawas yang menjadikan segala sesuatunya teratur—sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi di masa depan.

"Fenrir? Kau si raja Hutan sebelah itu?!" Boar terkesiap, ia hanya tidak mengerti mengapa iblis lain yang sudah memiliki teritori sendiri malah pergi ke tempat teritori iblis yang lain.

“Itu saja? Hanya segini saja?” Tanya Cloud tidak percaya hanya segelintir ini saja yang hidup di dalam. Kalau begitu bukankah bantuannya tidak diperlukan dilihat dari here keempat prajurit di hadapannya sudah menyelesaikan semuanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *